BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan
rumah, gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta
rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu
bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana
yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.
Bangunan berkaitan dengan kemajuan
peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau
teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat suatu
bangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti
halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan
dengan bangunan. Penggunaan trigonometri
dalam matematika juga berkaitan
dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun Piramida. Pada masa
sekarang, bangunan-bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan ciri
kemajuan peradaban manusia.
Pada awalnya manusia hanya
memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun
infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai
tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan
untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Setelah
ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau
benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah
bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam
perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau
buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui
bahan-bahan bangunan yang biasa digunakan di dalam pekerjaan konstruksi
bangunan.dan jalan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Komponen Pondasi Bangunan
Merupakan komponen kaki yang bertugas mendukung berdirinya
bangunan di atas lokasi tanah yang dikehendaki. Bahan-bahan yang diperlukan,
yaitu:
a. Semen
Semen adalah suatu bahan perekat
hidrolis berupa serbuk halus yang dapat mengeras apabila tercampur dengan air.
Semen terdiri dari batu lapur / gamping yang mengandung kalsium oksida
(CaO), tanah liat (lempung) yang mengandung silika oksida (SiO2),
aluminium oksida (Al2O3), besi oksida
(Fe2O3) dan gips yang berfungsi untuk mengontrol
pengerasan. Semen memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
1. Batu kapur
(Cao) sebagai sumber utama, terkadang terkotori oleh SiO2, Al2O3,
dan Fe2O3.
2. Tanah liat
yang mengandung senyawa SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
3. Bila perlu
ditambahkan pasir kwarsa / batu silika, ini di tambahkan apabila pada tanah
liat mengandung sedikit SiO2.
4. Pasir besi /
biji besi, ini ditambahkan apabila tanah liat mengandung sedikit Fe2O3.
Tipe-tipe semen, dan penggunaan
sesuai tipenya:
Ø Tipe I, merupakan semen yang
digunakan untuk bangunan umum tanpa syarat khusus. Nama lain dari semen ini
adalah Ordinary Portland Cement (OPC).
Ø Tipe II, dapat digunakan
bila ada gangguan dari sulfat yang sedang dan panas hidrasi sedang.
Ø Tipe III, semen ini memiliki
proses pengerasan yang cepat. Biasanya digunakan untuk pembangunan yang
penyelesaiannya cepat atau di batasi waktu.
Ø Tipe IV, semen yang panas
hidrasinya rendah.
Ø Tipe V, semen ini digunakan
apabila pembangunan ada di sekitar tepian pantai atau bangunan tersebut
memiliki gangguan sulfat yang tinggi.
Jenis-jenis semen yang sering
digunakan yaitu :
Ø Semen Portland Pozolan (SPP)
Semen ini merupakan hasil dari semen
Portland di tambah dengan pozolan, yang mana pozolan yang di tambahkan bekrisar
10-30%. Nama lain dari semen ini Traz Portland Cement, semen ini sering dipakai
di Negara Jerman. Tras yang di gunakan adalah Tras Andernach.
Ø Semen Putih
Campuran semen ini memiliki kadar
Fe2O3-nya rendah, karna warna abu-abu pada semen portland disebabkan oleh
serbuk besi. Semen ini dibuat dari batu kapur dan tanah liat putih (kaolin),
kadar Fe2O3 tidak boleh lebih dari 1,5%. Pengolahannya sama dengan pengolahan
semen biasa, tapi tidak menggunakan alat-alat yang mengandung besi.
Ø Mansory cement
Semen ini berfungsi untuk pasangan
tembok dan plasteran. Semen ini dibuat dari semen Portland dan di campur dengan
hasil gilingan batu kapur. Namun semen tipe I lebih baik dibandingkan dengan
semen ini.
Ø Semen sumur minyak
Berfungsi untuk menyemen pipa pengeboran
minyak, melapisi bocoran air atau gas. Semen ini di pakai dalam bentuk bubur
cair yang di pompakan dengan tekanan tinggi yang mencapai 1200 kg/cm2
dengan suhu rata-rata lebih dari 170o dalam keadaan belum mengeras.
Ø Hidropobic cement
Klinker yang di giling dengan tambahan
asam oleat atau asam streat.
Ø Waterproofed cement
Semen yang digunakan di Inggris yang
terbuat dari semen Portland yang ditambahkan calsium, aluminium, atau sterat
logam lainnya.
Ø Semen alumina
Tebuat dari batu kapur dicampur dengan
bauksit dengan kadar campuran 60-70% (batu kapur), dan 30-40% (bauksit).
Campuran dibakar pada suhu 1600oC dalam tungku listrik sampai cair,
kemudian hasil baker tadi di tambahkan gips.
Jenis semen
|
|
No.SNI
|
Nama
|
SNI 15-0129-2004
|
Semen portland putih
|
SNI 15-0302-2004
|
Semen portland pozolan /
Portland Pozzolan Cement (PPC)
|
SNI 15-2049-2004
|
Semen portland / Ordinary
Portland Cement (OPC)
|
SNI 15-3500-2004
|
Semen portland campur
|
SNI 15-3758-2004
|
Semen masonry
|
SNI 15-7064-2004
|
Semen portland komposit
|
b. Kapur
Kapur
termasuk bahan bangunan yang penting. Bahan ini telah dipakai sejak zaman kuno.
Orang-orang Mesir kuno memakai kapur untuk memplester bangunan. Di Indonesia,
kapur dikenal sebagai bahan ikat, dalam pembuatan tembok, pilar dan sebagainya.
Sifat-sifat
kapur sebagai bahan bangunan (bahan ikat) yaitu:
· Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)
· Sebagai mortel, member kekuatan pada tembok.
· Dapat mengeras dengan cepat dan mudah.
· Mudah dikerjakan.
· Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu atau bata.
Kapur
dapat dipakai untuk keperluan sebagai berikut:
· Sebagai bahan ikat pada mortel
· Sebagai bahan ikat pada beton. Bila dipakai
bersama-sama Semen Portland, sifatnya menjadi lebih baik dan dapat mengurangi
kebutuhan semen Portland.
· Sebagai batuan jika berbentuk batu kapur.
· Sebagai bahan pemutih.
Kapur
dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:
· Kapur tohor (CaO)
· Kapur padam (Ca(OH)2)
· Kapur udara
· Kapur hidrolis
c. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material
butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter.
Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis
dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
Jenis-jenis pasir :
· Pasir urug : digunakan untuk menambah level lantai,
sebagai landasan kerja, atau urug pondasi.
· Pasir pasang : digunakan untuk memasang bata dan
plester.
· Pasir putih Bangka : digunakan untuk campuran beton
kekuatan tinggi, juga untuk plester. Tingkat kekasarannya membuat penggunaan
semen yg lebih ekonomis dan setting yang lebih cepat.
· Pasir beton
· Pasir batu/sirtu
d. Air
Air
yang digunakan harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti, minyak, asam dan unsur organik.
e. Beton
Beton
adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau
agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu masa mirip-batuan.
2.2. Komponen Kolom-Balok-Dinding
Merupakan komponen konstruksi yang saling memperteguh
struktur/kerangka bangunan diatas pondasi.
Ø Untuk Kolom dan Balok :
a. Kayu
Kayu
adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Salah
satu kegunaan kayu adalah untuk bahan bangunan yang dibedakan sebagai kayu
struktural (memikul beban) dan non struktural (tidak memikul beban). Baik untuk
tujuan struktural maupun non struktural, diperlukan dukungan data teknis
diantaranya sifat mekanis.
Sifat
mekanis ada beberapa macam yang berhubungan dengan macam penggunaannya antara
lain sebagai bahan bangunan, misalnya untuk tiang diperlukan data keteguhan
tekan sejajar serat, untuk kuda-kuda diperlukan data keteguhan lentur static, keteguhan
tekan sejajar serat, keteguhan geser.
Balai
penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5
kelas keawetan berdasarkan criteria :
* Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan
di tempat yang lembab.
* Pengaruh iklim dan panas matahari
tetapi terlindung terhadap pengartuh air.
* Pengaruh iklim, tetapi terlindung
terhadap panas matahari.
* Terlindungi dan terawat baik.
* Pengaruh rayap dan serangga
lainnya.
Klasifikasi Kayu berdasarkan kelas
keawetan dan kekuatan:
Kelas 1 dan 2 : Untuk bangunan-bangunan
heavyduty , yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas
matahari. Kayu yang termasuk jenis antara lain : Jati, Merbau, bangkirai
(Meranti Telur)
Kelas 3 : Untuk bangunan dan perabot
dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain
:Kamfer, Keruing.
Kelas 4 : Untuk bangunan dan perabot
ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren (Surian)
Kelas 5 : Untuk pekerjaan sementara / non permanent, seperti
untuk papan bekisting, perancah ataupun peti.
Jenis-jenis Kayu :
(Kayu Jati)
· Kayu Jati : Karakteristiknya
stabil, kuat dan tahan lama. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas
Kuat I, II. Kayu jati sudah terbukti tahan terhadap jamur, rayap, dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri.
(Kayu Merbau)
· Kayu Merbau : Jika
dibandingkan dengan kayu jati, karakteristiknya cukup keras dan stabil.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, dan Kelas Kuat I, II. Kayu Merbau sudah
terbukti tahan terhadap serangga.
(Kayu Mahoni)
· Kayu Mahoni : Memiliki
tekstur yang cukup halus, seratnya indah dan berwarna merah muda sampai merah
tua. Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III.
(Kayu
Bangkirai)
· Kayu Bangkirai :
Karakteristiknya cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan kelas Awet I, II,
III dan kelas kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang
tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Karena kuatnya, kayu ini
sering digunakan untuk material konstruksi berat seperti atap kayu.
(Kayu Kamper)
· Kayu Kamper : Memiliki
karakteristik tidak setahan kayu jati dan sekuat bangkirai, kamper memiliki
sert kayu yang yang halus dan indah
(Kayu Meranti
Merah)
· Kayu Meranti Merah :
Termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat,
namun tidak sepucat meranti putih. Selain tidak bertekstur halus, kayu meranti
juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai
di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV.
(Kayu Sonokeling)
· Kayu Sonokeling : Memiliki serat kayu yang sangat
indah, berwarna ungu, bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang
dengan coklat kemerahan. Selain indah kayu ini juga kuat dan awet. Termasuk
kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II.
(Kayu Sungkai)
· Kayu Sungkai : Teksturnya
cukup halus, seratnya indah dan berwarna kuning pucat. Kayu sungkai sering
digunakan sebagai bahan elemen dekoratif. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III
dan Kelas Kuat II, III.
(Kayu Kelapa)
· Kayu Kelapa : Merupakan
salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang
sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun ke atas) sehingga harus
ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari pohon
kelapa adalah serat/fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.
b. Besi/ logam lain (plat
baja, baja strip, aluminium)
c. Fasternes
(Pengikat)
Ø Sekrup atau baut,
Baut
atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya.
Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua
obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torka (torque)
menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring yang
membungkus suatu batang.
Ø alat-alat pelubang,
Ø paku (paku biasa, paku beton)
Paku
adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang digunakan
untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku umumnya ditembuskan
pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang digerakkan oleh
udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh paku terjadi
dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan pada arah
lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
d. Kawat
e. Beton bertulang (Besi Beton)
Adalah
suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton. Tulangan baja juga dapat
menahan gaya tekan sehingga digunakan pada kolom dan pada berbagai kondisi
lain.
Ø Untuk Dinding :
a. Dinding Batu Bata
Material ini paling banyak digunakan
di Indonesia. Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa terdapat pembuat batu
bata. Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses pembuatan yang
sederhana membuat harganya menjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di
pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang. Dinding dari pasangan batu bata
umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi
kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban. Dinding batu bata biasanya
dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak menahan beban.
b. Dinding Batako.
Untuk menghemat biaya pembangunan
rumah, alternatif pemakaian batako banyak digunakan di banyak tempat. Selain
harganya lebih murah per meternya, dimensi yang lebih besar dan berlubang dapat
menghemat 75% plesteran dan 50% beban dinding. Dan tentu saja pelaksanaan
pekerjaannya pun menjadi lebih cepat. Batako terbuat dari campuran tras, kapur,
pasir dan semen. Kekuatannya tentu lebih rendah dari pada batu bata. Batako
yang berkualitas rendah akan mudah pecah karena kadar semen yang sedikit.
Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10 atau kurang.
c. Dinding Bata Ringan
Bata ringan adalah salah satu jenis
beton ringan aerasi yang mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995.
Kelebihannya adalah bobotnya yang jauh lebih ringan dari batu bata ataupun
batako. Biasa digunakan untuk bangunan bertingkat untuk mengurangi pembebanan
sehingga biaya pondasi menjadi lebih kecil. Dimensi yang besar yaitu 60 x 20 x
10/7,7 cm menjadikan pekerjaan dinding cepat selesai. Ukurannya yang presisi
juga hanya membutuhkan speci yang sangat tipis. Kelebihan yang lain adalah
kemamampuannya untuk menahan panas dan suara. Dari segi harga sampai saat ini
masih lebih mahal dari batu bata. Namun pekerjaan pemasangan yang cepat dapat
menghemat upah tukang.
d. Dinding Kayu
Karena langka dan mahalnya kayu
dewasa ini, mungkin jarang sekali rumah yang memakai dinding jenis ini. Kecuali
untuk rumah-rumah di pedesaan atau rumah-rumah yang sengaja desainnya bergaya
country. Dinding papan kayu juga bisa digunakan pada bangunan konstruksi rangka
kayu. Kelebihan dinding ini adalah untuk menciptakan suasana yang hangat dan
natural. Suasana di dalam rumah pun akan lebih sejuk. Namun perawatannya lah
yang sulit. Kayu lebih mudah lapuk jika terkena panas dan hujan. Belum lagi
serangan rayap untuk daerah tropis seperti negara kita ini.
e. Dinding kaca
Seiring dengan meningkatnya produksi
dan teknologi bahan kaca, penggunaan kaca sebagai bahan konstruksi rumah pun
meningkat dari tahun ke tahun. Dulu mungkin kita hanya memakai kaca di rumah
untuk jendela ataupun pintu. Namu sekarang kaca merupakan bagian dari desain
eksterior maupun interior rumah. Dinding kaca bisa membuat rumah terlihat lebih
luas dari aslinya. Halaman rumah yang hijau dan asri pun dapat dilihat dari
dalanm rumah yang menyebabkan suasana menjadi lebih alami dan sejuk. Namun
perlu dipertimbangkan juga jika dinding kaca langsung terkena sinar matahari
yang akan membuat udara dalam rumah menjadi panas.
f. Dinding lembaran (Cladding)
Bila anda menginginkan pembuatan
dinding dengan cepat, anda bisa mengganti dinding konvensional dengan dinding
partisi lembaran. Macamnya juga banyak, contohnya, metal cladding, GRC atau
Fiber Cement ( Kalsiboard ) untuk dinding bagian luar, dan gypsum atau
multiplex untuk dinding bagian dalam. Rangkanya terbuat dari besi hollow atau
baja ringan. Karena bobotnya yang lebih ringan system dinding ini cocok
digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah berdaya dukung rendah.
Keuntungan lainnya adalah tahan gempa dan harganya pun lebih murah dari dinding
konvensional.
g. Batu bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material
sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar
sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan
batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung
lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih
indah. Jenis-jenis bata, yaitu bata berongga, bata press, beton/bataco
(spesifikasi bataco, conblock, beta block, kansteen), bata berlubang/bataco
berlubang (rooster) dan krawang.
h. Partisi {rangka partisi, penutup partisi (plywood, formica, wall
paper, tirai dll))
i. Pelengkap partisi
Ø pintu,
Ø jendela,
Ø Kaca, merupakan materi bening dan transparan (tembus
pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau
bahan silikon dioksida (SiO2),
yang secara kimia
sama dengan kuarsa
(bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya
adalah 2000 derajat
Celsius.
Ø kaca naco,
Ø kunci,
Ø alat penggantung
2.3. Komponen Lantai Bangunan
Merupakan komponen tempat kaki berpijak yang menjadi alas
setiap ruangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar bangunan. Lantai
merupakan salah satu unsur pembentuk rumah dan menentukan identitas suatu
rumah. Jenisnya pun sangat beragam dengan harga yang beragam pula sesuai dengan
desain dan kebutuhan. Secara umum bahan penutup lantai yang ada di pasaran
dapat dibenakan menjadi 2 katagori yaitu jenis lantai alami dan buatan.
Bebatuan yang dipotong seperti marmer, granit dan limestone merupakan lantai
alami. Sedangkan semen, keramik, dan vinyl dikatagorikan sebagai lantai buatan.
Bahan Penutup Lantai (Ubin PC/Tegel, teraso, keramik, vinyl, marmer, granit,
karpet, raised floor).
· Lantai Kayu
Sejak dahulu kayu merupakan bahan
bangunan yang umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua
elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai
kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal
karena kesan estetika yang alami serta kemampuannya untuk memberikan kehangatan
di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik,
modern maupun kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang
pesat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat. Jenis lantai parket
yang dikenal secara umum adalah generasi lantai kayu yang menggantikan lantai
papan untuk rumah panggung.
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut
:
Ø Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan
Solid Parquet
Ø Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer
untuk mencapai tingkat kestabilan yang sempurna dikenal dengan engineer parquet
- Parket yang bahannya terbuat dari bubuk kayu ( MDF ) dan diberi lapisan
bertekstur kayu pada permukaannya.
· Lantai Marmer dan Granit
Jenis lantai ini merupakan bahan
tambang yang langsung diambil dari alam. Marmer dan granit merupakan jenis
batuan yang terbentuk dalam waktu ratusan tahun dan tidak dapat diperbaharui.
Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan dan penghalusan saja. Ketersediaannya
di alam yang terbatas menyebabkan harganya sangat mahal di pasaran. Lantai
marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban yang berat. Marmer
bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya
pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak. Namum perawatannya lebih sulit
dibandingkan jenis lantai lainnya. Lantai granit pada prinsipnya hampir sama
dengan marmer, hanya secara kasat mata warnanya lebih gelap. Ketersediaan jenis
batuan ini di alam lebih langka menyebabkan harganya juga lebih mahal dari
marmer.
· Lantai Keramik
Keramik adalah jenis penutup lantai
yang paling popular digunakan di Indonesia. Ini disebabkan karena harganya yang
sangat variatif, dari yang murah sekitar Rp. 25.000 / m2 sampai yang harganya
diatas Rp. 100.000 / m2. Motif warna dan ukuran keramik pun sangat beragam dari
motif marmer, polos, serat kayu dan masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak
hanya untuk lantai, dinding pun tampak lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi
harus diperhatikan karena kekuatan keramik dinding pasti lebih kecil dari
keramik lantai yang menahan beban.
· Lantai Vinyl
Lantai ini sangat praktis untuk
mengubah tampilan ruangan. Dibagian bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan
pada lapisan plesteran atau lantai keramik. Kalau Material ini sangat kuat,
tahan api dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan publik.
Banyak digunakan sebagai alternative lantai parket karena harganya lebih murah
dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl tile ( kotak atau persegi)
dan vinyl sheet (bentuk gulungan/rol).
· Lantai Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2
jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen
pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang
beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun
lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai
seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah subtropis atau
ruangan yang memakai AC/pendingin udara. Kelebiahannya adalah kesan hangat dan
kemudahan pemasangannya. Cocok juga untuk tempat bermain anak karena
permukaannya yang tidak keras. Lantai karpet lebih sulit dibersihkan jika
terkena noda dan cairan dibanding jenis lantai yang lain. Perawatannya pun
lebih mahal harus memakai penyedot debu atau dibawa ke dry cleaning.
2.4. Komponen Langit-langit/Plafon
Merupakan komponen yang menutup/membatasi bagian atas setiap
ruangan.Bahan untuk pembuatan
plafon dapat dibuat dari kepang ( anyaman bambu atau bilik ), papan kayu, asbes
semen, tripleks, hardboard, selotex, acustek tile,
particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan gipsum dan lain-lain.
Bahan penutup plafon, berbagai macam
bahan antara lain;
a). Tripleks dengan tebal e 4 mm.
b). Asbes 3 mm.
c). Akustic tile atau soft board 15 mm.
d). Gypsum board.
e). Aluminium.
f). Papan / kayu.
g). Hard board.
h). Bahan g.r.c.,
i). plywood, flat harflex, flat sheet,
dan lain - lain.
2.5. Komponen Atap
Merupakan komponen bangunan yang melindungi bangunan dari
gangguan atau ancaman iklim seperti panas matahari, hujan, angin, dsb. Atap
berfungsi untuk melindungi bangunan yang ada dibawahnya dari pengaruh cuaca
maupun benda-benda yang menggangu. Keaneka ragaman material memberikan
pertimbangan kepada anda untuk memilih bahan untuk konstruksi atap. Jenis-
jenis yang umum adalah sebagai berikut :
· Rangka Kayu
Sejak dahulu rangka atap kayu banyak
digunakan dalam bangunan rumah tinggal. Namun banyaknya permentaan dan
kebutuhan kayu dengan kualitas yang baik menyebabkan persediaan alam akan kayu
makin sulit di pasaran. Harga pun jadi relatif mahal apalagi untuk mendapatkan
kualitas yang tebaik. Keuntungan rangka kayu adalah jika anda akan mengexpose
rangka atap. Keaslian profil kayu dapat menambah keindahan rumah anda. Tapi
kerugiannya adalah kerentanan kayu terhadap rayap yang bisa menjadi masalah besar.
Maka treatment anti rayap yang benar diperlukan sebelum anda memasang rangka
kayu.
· Rangka atap Baja Ringan
Banyak cara yang digunakan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan kayu sebagai rangka atap. Yang
paling populer saat ini adalah penggunaan atap baja ringan. Baja ringan terbuat
dari bahan baja dengan campuran aluminium dan zink. Keunggulannya tentu bahan
ini lebih ringan, tidak muai, tahan karat, tidak mudah lapuk, anti rayap dan
kuat sampai puluhan tahun. Ranka atap baja ringan juga lebih efisien dari segi
biaya maupun juga waktu. Suatu studi menyimpulkan rangka atap dari kayu lebih
mahal rata2 116 % dibanding rangka atap baja ringan. Waktu penyelesaiannya pun
rangka kayu lebih lambat 75 % dibanding rangka baja ringan. Namun rangka atap
baja ringan tidak untuk rangka yang diexpose. Rangka ini lebih cocok tertutup
oleh penutup atap dan plafon. Anda dapat memilih sesuai dengan delera dan
budget yang ada.
· Bahan penutup atap :
1. Komponen kecil :
Ø Genteng press mesin,
Ø Genteng metal/baja,
Ø Genteng beton/semen,
Ø asbest,
Ø tegola,
Ø kaca,
Ø sirap, bamboo, alang-alang, ijuk, rumbia dll.
2. Komponen besar :
Ø atap seng,
Ø asbest,
Ø serat bitumen(guttanit),
Ø aluminium,
Ø plat baja,
Ø fiber,
Ø glass(rooflight),
Ø plastic.
2.6. Komponen
Perlengkapan Interior
Merupakan
komponen bangunan untuk mengubah ruang dalam, mengisi dan memperlengkapi
bangunan. Antara lain : tempat tidur, lemari makan, lemari pakaian, lemari
buku, meja tulis dan kursi, meja makan dan kursi, meja tamu dan kursi, lemari
buffet, sofa, dapur, tempat mencuci,dan pigura dinding.
· Kayu yang biasa dipakai di Indonesia untuk furniture
adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu sungkai dan beberapa jenis kayu lainnya
seperti mahoni, pinus, ramin dan cedar.
a. Kayu
jati merupakan kayu yang paling banyak diminati karena kualitasnya,
ketahanannya terhadap kondisi cuaca, tahan rayap, dan seratnya yang menarik.
Kayu ini merupakan kayu kelas satu yang banyak diolah menjadi furniture
berkelas. Jenis furniture ini pun sangat diminati oleh penduduk mancanegara
sehingga permintaan eksport selalu meningkat dari tahun ke tahun. Warna kayu
jadi adalah coklat muda, coklat kelabu hingga coklat tua kemerahan. Sekalipun
keras dan kuat kayu ini mudah dipotong dan dibentuk. Agar keindahan serat dan
urat kayu terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan politur, melamik atau
PU (polyurethane).
b. Kayu
sungkai kini semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang
mahal. Seratnya lebih lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu
sungkai cocok untuk furniture dalam ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari
kayu jati tapi masih lebih mahal dari pada kayu nyatoh.
c. Kayu
nyatoh biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di propinsi Riau.
Serat kayunya berwarna coklat muda dengan guratan yang khas. Kayu ini juga
tahan terhadap serangan rayap dan tahan lama.
d. Kayu
lapis ( plywood )
Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita kenal
dengan sebutan tripleks atau mutipleks. Kayu lapis dibentuk dari beberapa
lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Ketabalanya bervariasi
dari mulai 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan luasannya 244 x 122 cm. Ketebalan
plywood menentukan kekuatan dan kestabilannya. Jenis kayu ini paling banyak
dipakai sebagai material pembuat kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur.
Oleh karena plywood mempunyai permukaan polos dan tidak memiliki serat yang
khas maka kadang perlu diberi pelapis tambahan seperti venner(irisan kayu
tipis) PVC ataupun melaminto. Harga kayu lapis lebih murah dari kayu solid tapi
lebih mahal dari kayu olahan lainnya.
e. Blockboard
Blockboard merupakan potongan kayu kotak kecil-kecil (
sekitar 2.5 - 5 cm ) yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis venner di
kedua sisinya sehingga menjadi sebuah lembaran menyerupai papan. Ketebalannya
bisa 12 mm, 15 mm dan 18 mm dan luasannya sama dengan multipleks. Blockboard
biasanya dibuat dari kayu lunak sehingga tidak sekuat plywood. Harganya
pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang banyak tersedia adalah teakblok
(memakai lapisan venner kayu jati). Cukup baik untuk membuat rak, cabinet ataupun
kitchen set.
f. Kayu
MDF ( Medium Density Fibreboard )
MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan
kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi.
Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun bamboo.
Ini membuat MDF lebih ramah lingkungan. Bentuknya berupa papan atau lembaran
yan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. Versi yang lebih padat dan lebih
kuat dikenal dengan HDF (High Density Fibreboard). MDF sangat fleksibel
sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten. Karena memakai
bahan kimia resin, MDF lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran
MDF memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC,
HPL ataupun paper laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat sangat beragam.
Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furniture praktis yang
diproduksi masal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di
semua industry furniture dengan menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil)
atau connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.
g. Particel
Board
Particle
board terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu seperti serbuk gergaji,
potongan kayu kecil, serpihan kayu dan bahan kimia resin yang direkatkan dengan
tekanan tinggi dan kemudian dikeringkan. Prosesnya kurang lebih hampir sama
dengan MDF hanya bahan MDF lebih halus dan seragam sedangkan partikel board
lebih kasar dan tidak beraturan. Harga particle board paling murah
diantara kayu olahan lainnya. Musuh terbesarnya adalah air sehingga mempunyai
keterbatasan dalam pemakaiannya di rumah tangga. Jika bahan ini basah maka
kekuatannya akan hilang. Selain itu particle board juga dapat melengkung jika
menahan beban berat. Dalam proses finishingnya particle tidak bisa di cat atau
di coating karena teksturnya yang kasar. Sehingga untuk menutupi permukaannya
dipakai lapisan veneer, laminate atau fancy paper laminate yang direkatkan.
Berhati hati juga karena partikel board tidak bisa digabungkan memakai paku atau
sekrup biasa. Biasanya pabrik menggunakan semacan perekat atau sekrup khusus
untuk menginstal furniture berbahan particle board.
2.7. Komponen
Perlengkapan Exterior
Merupakan
komponen bangunan untuk mengubah sisi luar dari bangunan.
· Pertamanan (landscaping)
· Interblock-paving stone- grass block (pengerasan
halaman)
· Jenis pipa (besi, baja, aluminium, paralon(pvc),
asbest, beton, tanah(hong), keramik, tembaga, kuningan, karet/plastic(slang),
· Kelas pipa paralon/PVC
· Ashpal
2.8. Komponen
Perlengkapan Penunjang
Merupakan
komponen bangunan bidang perencanaan lain yang menunjang operasional bangunan.
· Instalasi Listrik dan Komunikasi
· Instalasi Mekanis (Lift, escalator, AC, dll)
· Instalasi Plumbing (Air bersih, air panas, sanitari,
pemadam kebakaran dll)
2.9. Komponen
Pengakhiran/Finishing.
Merupakan
pekerjaan penyempurnaan terakhir untuk memperhalus/memperindah penyelesaian
komponen yang telah terpasang.
Pengecatan:
· Cat dasar
1. Cat
Kayu/cat besi (meni kayu/meni besi)
Cat meni
berfungsi memberikan proteksi terhadap noda yang dihasilkan getah kayu. Sebelum
menutup mermukaan dengan cat makabenda yang akan dicat diberi dahulu dengan cat
meni , juga bisa menghemat cat, tanpa pemakaian cat meni cat yang dipakai bisa
sangat boros.
2. Cat
tembok / cat kayu (plamur tembok dan plamor kayu)
Cat dasar
untuk tembok terbagi dua:
Ø Cat dasar
yang berupa varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi
acrylic 100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealler Water Base. Mowilex
memproduksi 2 jenis yaitu Wall Sealler yang standard dan Water Proofing Wall
Sealer untuk permukaan tembok yang ada masalah kelembaban. Wall Sealler sangat
baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-celahnya
dan untuk menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur.
Ø Cat dasar
yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100% dan
mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya lekat serta daya usu yang baik
serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali
Resisting Primer atau Undercoat tembok.
Cat Plamur
berfungsi sebagai pengisi pori-pori pada permukan tembok, menutup retak rambut
pada dinding dan memperhalus permukaan sambungan partisi dan plafon gypsum.
· Cat Biasa
· Cat Khusus
1. Cat
Politur (khusus untuk kayu)
Biasanya
berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Tetapi ada juga
yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur diaplilasilan
dengan menggunakan kain yang di poles secara berkala pada permukaan kayu.
Pengaplikasian politur dapat diulang secara berkala jika warnanya sudah
memudar.
2. Cat
Fernis
3. Cat
Duco/semprot
Adalah
metode penyemprotan cat duco pada permukaan furnitur. Warnanya bervariasi
seperti baturan dan warna-warna menyolok. Cocok untuk furnitur bernuansa
modern, minimalis dan juga furnitur anak. Harganya relatif mahal dan jika sudah
dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan
semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai
motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu
maupun motif perak, tembaga dan emas.
4. Cat
semprot “Pilox”
· Cat Pelindung (glazur – glass kote-ter-flinkote)
2.10. Komponen
Bahan-Bahan Khusus
Merupakan
komponen bangunan yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas,
melindungi atau menjadi katalisator terhadap bahan bangunan.
· Bahan kimia pencampur
· Aquaproof
Aquaproof adalah
waterproofing coating yang terbuat dari Acrylic dan berbahan dasar air.
Aquaproof sangat cocok digunakan untuk dinding samping rumah agar lebih indah
dan terlindungi dari kebocoran yang akan mengganggu estetika ruangan disebelah
dalamnya. Aquaproof lebih elastis, lebih kedap air, lebih tahan leleh dan lebih
tahan lama.
· Aquaseal
· Cemecryl
· Sisalation
MATERIAL-
MATERIAL PADA PELAKSANAAN JALAN RAYA
A. Tanah Dasar (Sub Grade)
Tanah dasar ialah
jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.
Kekuatan dan
keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya
dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru
harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan
dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih
utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan
ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki.
Jenis- jenis
tanah:
- Tanah Liat
Koloidal (Colloid)
Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan
mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya kurang dari 1µ (µ dibaca
mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu selaput air.
Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.
- Tanah liat
biasa (clay)
Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan
mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya antara 1 µ dan 5 µ. Gaya
Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar.
- Tanah
lumpur (silt)
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan
mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir- butirnya antara 5 µ dan 50 µ
gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.
- Pasir halus
(fine sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar
tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir- butirnya antara 50 µ dan 200 µ.
Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.
- Pasir Kasar
(Coarse sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar
tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam. Besar butir- butirnya antara 200 µ dan
2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan air.
- Kerikil (gravel)
Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada
yang bulat, bulat telur dan ada yang pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2
mm.
B. Agregat (Sub
Base Course dan Base Course)
Ditinjau dari asal kejadiannya
agregat/ batuan dapat dibedakan :
- Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan
membeku. Dibedakan atas, batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan
batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
- Batuan sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa-
sisa hewan dan tanaman.
Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat
ddibedakan atas:
· Batuan sedimen
yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu
lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.
· Batuan sedimen
yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, Aopal.
· Batuan sedimen
yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.
- Batuan
metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang
mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan temperature
dari kulit bumi.
Berdasarkan proses pengolahannya.
- Agregat
alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya
di alam atau dengan sedikit proses pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan
yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel >¼
inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat dengan ukuran partikel < ¼ inch tetapi
lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).
- Agregat
yang melalui proses pengolahan
Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui
agregat masih berbentuk batu gunung sehingga diperlukan proses pengolahan
terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi perkerasan
jalan.
Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih
dahulu supaya diperoleh:
· Bentuk partikel
bersudut diusahakan berbentuk kubus.
· Permukaan
partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.
· Gradasi sesuai
yang diinginkan.
Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin
pemecah batu (Crusher stone) sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat
terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
- Agregat
buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi
(partikel dengan ukuran <0,075>
C. Aspal
(Surface Course)
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau
coklat tua,pad temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat.jika
dipanaskan sampai suatu temperature tertentu aspal dapat menjadi lunak atau
cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal
beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan atau
penyiraman pada kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika temperature mulai
turun,aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya (sifat
termoplastis).
Jenis Aspal:
Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal alam,dapat dibedakan atas
- Aspal gunung (rock asphalt),contoh aspal dari pulau
beton
- Aspal danau (lake asphalt) contoh aspal dari
Bermudez,Trinidad.
2. Aspal buatan
- Aspal minyak merupakan hasil penyulingan minyak bumi
- Tar,merupakan hasil penyulingan batubara tidak umum
digunakan untuk perkerasan jalan kara lebih cepat mengeras,peka terhadap
perubahan temperature dan beracun.
SIFAT ASPAL
Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :
1. Bahan pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan
agregat dan antara aspal itu sendiri
2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir
agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
2. PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
A. Uraian
Teknis
Terutama tentu kita akan mendapatkan gambar-gambar
serta syarat-syarat dari pekerjaan itu (spesifikasi) dan daerah yang akan
diperkerjakan.
Langkah utama untukk memulai pekerjaan ialah :
Survey kembali,dalam hal ini untuk menentukan titik
dasar/pedoman ketinggian dari pekerjaan selanjutnya, setelah ditetapkan dassar
ini,maka selanjutnya dapat diteruskan membikin B.M (Benk Mark) dan titik lainya
C (center line),dan lain-lain.apabila telah selesai/deketahui hal-hal yang
diperlukan yang dilaksanakan surveyor/pengukuran baru dapat dimulai pekerjaan
selanjutnya.
1. Pekerjaan Tanah (Earth work)
Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2
macam:
· Galian- cut
· Timbunan- fill
(Exavator Merupakan salah satu alat galian)
Ad.1 Galian- cut
Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk
timbunan pertama- tama kita harus bersihkan dari tumbuh- tumbuhan dan lapisan
humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini umumnya setebal 10- 30 cm pekerjaan
ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya tanah/ material galian ini
dipakai untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh laboratorium. Jadi, dalam
hal ini material itu boleh dapat dipakai untuk timbunan setelah ada hasil atau
ketetapan tertulis Dario laboratorium.
Teknik penggalian:
Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin
diusahakan kalau hujan datang air tidak tergenang. Sebab, kalau sampai air
tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja dan selanjutnya akan mempengaruhi
mutu/klasifikasi dari material.
Ad.2 Timbunan :fill- embankment.
Materialnya:
Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang
termasuk dalam rencana yang juga disebut Common excavation atau material atau
bahan galian yang didatangkan dari luuar daerah pekerjaan disebut Borrow
Excavation.
Jenis tanah:
- Tanah- clay
- Tanah bercampur batu- rock clay
- Pasir + Batu (sirtu)- Granular material
- Batu – hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock.
- Pasir – sand.
Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan
badan jalan.
(3 Bulldozer dengan 3 buah
shank sebagai pembersih lahan)
Cara pelaksanaan :
Setelah diketahui dengan pasti daerah yang
dilaksanakan serta siap segala persiapan patok- patok dan lain- lain
(pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:
- Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon-
pohon besar/ kecil.
- Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/
lapisan atas, akar- akar kayudan umumnya setebal 10-30 cm.
- Compaction of foundation of Embankment.
- Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.
- Lapisan ini perlu di test (density- test of proof
rolling test) baru diteruskan pekerjaan selanjutnya- penimbunan.
- Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by
layer setebal ± 20 cm dan didapatkan dibawah 1.00 dari sub-grade
pengetesan(density test dapat dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya
cukup dengan test proof rolling).
2. Sub-Base Course
Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah
memenuhi syarat- syarat evalasi dan kepadatan kita akan mulai pekerjaan
sub-base course.
Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya.
Untuk mencapai ketebalan yang dikehendaki. Titik yang diperlukan minimum : 5
titik menurut potongan melintang (X – section) dan dengan jarak maksimum 25
meter menurut potongan memanjang atau profil.
Cara pengamparan :
Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk
menentukan ketinggian/ ketebalannya maka kita dapat mendatangkan material
seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat, dan kita
lindungi sekelilingnya dengan material sub-base tersebut ± ø 30 cm.
Cara pemadatan:
(Tandem Roller)
pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke
tengah /tinggi.
Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader.
Pemadatan pertama kita laksanakan dengan road roller (MacAdam Roller atau
Tandem Roller).
Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut
memadatkan pada waktu/ keadaan memerlukan sambil menyiram.
Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac
Adam Roller. Sudah cukup padat, melihat dengan pandangan mata pertama kali
(pengalaman). Sebelumnya meneruskan pekerjaan selanjutnya mencetak elevasi
(oleh surveyor) dan kepadatan. Density Test oleh Soil Material Enginer/
Laboratorium.
Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini
(elevasi dan kepadatannya) secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan
berikutnya/ base course.
3. Base Course
Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course
pekerjaan base course prinsipnya sama saja. Yaitu:
- Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.
- Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya
(dalam arah melintang 5 titik dan arah memanjang dengan jarak maksimal setiap
25 m) sesuai dengan station X-section.
- Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan
setiap jarak tertentu volumenya yang diperlukan.
- Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut
pengalaman waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. :
tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 16.5- 17.50. Ini
jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya daripada materialnya
basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian
dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.
- Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang
diperlukan barulah kita apreading/ampar dan grading/ratakan, sesudah rata
kelihatannya baru kita padatkan (pertama dengan Mac Adam Roller atau Tandem
Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita
tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita padatkan
pakai Tire Roller sambil disiram.
Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam
Roller lagi.
- Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh
surveyor (Check level/permukaan) dan kepadatannya oleh Soil Material Enginer
(Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke
pekerjaan Prime-Coat.
4. Prime Coat
Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime
coat ini akan dilaksanakan, base coursenya betul- betul sudah memenuhi syarat
yang dikehendaki, baik ketinggiannya dan kepadatannya.
Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini
:
Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta
kering. Alat untuk membersihkan adalah kompresor, sapu lidi, dan karung goni,
power brom, atau power blower.
Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari
kotoran/ debu yang melekat pada permukaan base-course tersebut. Mungkin pada
sapu lidi dan karung goni saja sudah cukup, dan adakalanya harus dipakai
kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih dari
debu dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.
Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk
prime-coating yang dipersiapkan ialah alat- alatnya (distributor kecil), dan
alat penarik (Tire Roller) atau distributor (besar), juga disebut distributor-
car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.
Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu
sebelumnya melalui beberapa kali percobaan dengan dasar pedoman dari yang sudah
diketahui sebelumnya. Panas/temperature, kecapatan, menentukan volume yang
keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya disamping
juga ikut menentukan volume tersebut.
Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki
itu, walaupun sudah ada patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga
bahagian laboratorium (Soil Material Engineer) harus hadir untuk mengecek
dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan sempurna, dengan menunggu
kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt concrete dilaksanakan.
Umumnya sesudah ± 48 jam sudah cukup kering, dan
asphalt concrete dilaksanakan.
Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh
cuaca/panas matahari dan tebalnya lapisan dari prime coat tersebut.
5. Asphalt Concrete
(Asphalt Concrete)
Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt-
concrete baru dapat dilaksanakan apabila prime- coat telah memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Harus sudah kering.
b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.
Apa yang kita perlukan/ perhatikan?
a. Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan
dilaksanakan kita pakai form (bentuk atau mal)
Gunanya adalah :
a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.
b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt
concrete tidak lari/bergeser keluar daerah yang kita perlukan.
Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut
sudah selesai/ memenuhi syarat kita akan beralih pada alat- alatnya.
Tebal asphalt concrete
Ini tergantung perencanaan.
Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya
diampar ± 25% dari tebal yang diperlukan.
Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur
sedemikian rupa, supaya dapat asphalt concrete yang kita perlukan.
Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope
yang kita perlukan.
Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai
dilapangan harus utuh/ tidak basah (yang mungkin dalam perjalanan ditimpa air
hujan) dan panasnya memenuhi syarat (spesifikasi)Ump.135oc, dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi
Asphalt Concrete) tentu aka nada penurunan/ perubahan panas. Dalam pengalaman
setiap jarak ditempuh ± 1 jam perjalanan penurunan panas adalah 5oc.
Pemadatan :
Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat-
tempat tertentu kurang rata, maka perlu ditambah pengamparan cukup dengan
tenaga manusia.
Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia
areanya dan panas- panas/ temperature dari asphalt concrete sesudah dihampar.
Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air
secukupnya.
Cara pemadatan :
a. Apabila pertama ½ dari lebar jalan belum ada asphalt
concrete pemadatannya dilakukan secara berturut- turut sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints.
2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan
pertama.
4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan
pertama.
5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua
urutannya.
b. Apabila dibagian lain (½ jalan) sudah ada asphalt
concretenya pemadatan dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pada sambungan melintang (transverse joints)
2) Pada sambungan memanjang (4 center line)
3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)
4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu
pemadatan pertama.
5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan
pertama.
6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama
dan kedua urutannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil pada pembahasan dari makalah ini, yaitu:
a. Setiap
konsep pembangunan memiliki spesifikasi bahan material yang berbeda-beda,
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Lokasi
penggunaan bahan material mempengaruhi jenis dari bahan material itu sendiri..
3.2. Saran
Untuk
mendapatkan kualitas dan harga yang anda inginkan, ada baiknya anda mengenal
jenis bahan-bahan bangunan beserta kelebihan dan kekuranggannya secara
keseluruhan sebelum memutuskan untuk memilih atau menggunakannya dalam proses
konstruksi.